Total Tayangan Halaman

Kamis, 09 Februari 2012

Lara

Suatu waktu, Sang pikiran sangat resah, dilanda gundah gulana.
Kemudian dia bergerak cepat, tak karuan, hanya untuk  mencari sesuatu yang diperkirakannya sangat penting, mencari apakah ada yang salah.
Betapa pentingnya hal ini, hingga seperti rahasia yang tersembunyi di dalam labirin raksasa yang tak tahu dimana ujungnya, entah dimana sesuatu ini berada.
Secepat kilat, Sang pikiran mencari dalam memori perjalanan yang telah berlalu, memori yang pastinya telah merekam kejadian-kejadian yang telah terjadi selama ini dalam kehidupan.
Lama mencari dan mencari,  Sang pikiran tak menemukan perasaan ganjil, tak menemukan hasil.
Ahhhhh …
Sesaat kemudian Sang pikiran memperbaiki memori, meneruskan pencarian selanjutnya ke Alam bawah sadar.  
“Dunia yang fana?? “
“Tentu bukan!!”
Sampai disana.
Sang pikiran terus mencari, membuka kembali sekat – sekat memori dari bayang-bayang masa lalu, dari kumpulan alam bawah sadar.
“Memori A, B, C,  D,  E…”
“Memori A1, A2 ,A3,A4,A5,A6, …”
“Memori B1,B2,B3,B4,B5,B6,B7, …”
“Memori C1,C2,C3,C4,C5,C6,C7,C8, C …”
 “Memori D1,D2,D3,D4,D5,D6,D7,D,8D,9 …”  tidak ketemu juga!!!
Oohhh (putus asa sesaat)…
Kenapa tak ada hasilnya juga??
Diprovokasi oleh rasa ingin tahu yang tak kenal kata menyerah Sang pikiran memutuskan untuk mencari lagi, pergi ke alam nyata. Kali ini untuk memastikan tidak ada memori yang terlewat.
Sang pikiran mencoba metode baru - membuka kembali dengan perlahan memori itu. Memperhatikan dengan seksama, cemas akan sesuatu yang terlewatkan.
Dan …
“Memori G1,G2,G3”, Akhirnya dapat juga.
 “Haahh…,” Sang pikiran tersentak!!!
Termenung lemas, terlalu lama.
Kelopak mata rasa – rasanya menitikkan air mata.
Sesaat kemudian menangis tersedu-sedu dalam hampanya kesendirian.
        Jadi inikah???
Berusaha mengingat, merenungkan, dan memahami apa yang ditemukannya, Sang pikiran pergi menemui sang tubuh;
Sang Pikiran menyampaikan kabar kepada Sang tubuh; diceritakannya pada Sang tubuh: "Kawanmu, sahabat-sahabatmu ...(menceritakan apa yangtelah disaksikannya dalam memori)"
Betapa banyaksahabat kita.
dia datang, berkenalan, beradaptasi, bersama-sama kita.
pengalaman hidup; pahit maupun manis, dikala sedih maupun senang, terdiam maupun tertawa.
Tapi akhirnya harus pergi meninggalkanmu.
      Dan yang terakhir ini, dialah yang baru saja berbicara denganmu, yang mengingatkanmu, menyadarkanmu dan yang mengakibatkan kegundahanmu dari suatu fakta bahwa akan sampai juga pada proses terakhir persahabatan dalam hidup yang akan terjadi berulang kali.

Akhirnya hati kecil menyadari bahwa pada akhirnya takkan ada yang abadi.
Hilang sudah kekuatan itu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar